Rabu, 10 November 2010

('_')"('_')

Posted by Gamal Al Ayyubi 22.24, under | No comments

Tak disangka aku sudah menginjak semester lima, perasaan ospek baru kemaren y, sekarang koq udah punya adik kelas 2 tingkat lagi, seru nic. Semester lima ini adalah waktunya untuk berkontribusi dalam organisasi yang akan selalu ku fokuskan, dan inilah keuntungannya ketika diawal-awal dahulu aku ikut beberapa organisasi fakultas, aku lebih tahu mana yang lebih sesuai dengan diriku, mana yang akan menjamin kehidupanku kedepan. Masa depan di alam akhirat, dunia hanya lah sementara tak lebih dari seteguk air. Nabi Muhammad SAW bersabda: dunia tidak lebih baik dari binatang ini(kambing yang telah mati dan membusuk). Banyak yang harus kupersiapkan, baik dari segi fisik maupun ruhani. Sesunguhnya Allah menyukai hambanya yang kuat (kira-kira seperti itu).

Sekarang usiaku sudah 21 tahun menginjak 22 tahun. Ternyata sudah tua juga ya. Mesti lebih dewasa lagi nic. Dan tidak disangka di usiaku ini aku dianggap lebih tepat untuk memimpin organisasi yang sedang ku geluti saat ini. Dilema melanda hati ku, teringat kelakuan dimasa lalu, sudah bersihkah aku sehingga amanah ini mendarat dipundakku. Sejenak berfikir di tengah keramaian musyawarah yang dilakukan oleh dewan formatur, untuk memilih satu mas’ul yang akan memimpin satu tahun kedepan.
“Ane yakin antum lebih layak akh, insya Allah ane dan teman-teman akan membantu sekuat tenaga,…. ” terdengar suara wanita memberi semangat, entah suara siapa itu. Yang pasti suara tadi telah memberikan satu alasan untuk aku menerima amanah tersebut.
“Bismillahirahmanirrahim, Insya Allah….” satu kata itu tiba-tiba keluar dari mulutku. Tapi aku sudah yakin dengan teman-teman yang akan membantuku. Satu kata tadi langsung disambut dengan takbir yang membahama, diiring do’a yang meruntuhkan mentalku.
Mulai hari ini dan seterusnya aku akan disibukkan dengan kegiatan yang lebih berat, janagn sampai kuliahku terbengkalai,”harus kerja keras nic……”
Mulai dari merumuskan langkah gerak sampai menentukan pemimpin setiap bidang yang akan menunjang keberhasilan, mencapai tujuan mulia. “Menjadikan FIB sebagai kampus islami”
Dalam perjalanannya banyak hambatan yang ku lalui, dari mulai menklukkan dekanat sampai perang pemikiran dengan para pengagung liberalism. Ini adalah jalan dakwah, aku yakin semua yang telah terjadi pasti ada hikmahnya baik bagi diriku maupun orang lain. Yang jelas disaat Yahudi mengoar-ngoarkan liberalismenya aku berkeyakinan “Barang siapa suatu organisasi maupun negara sekalipun, apabila menyatakan ber ideology islam, maka tiada hari kecuali hari-harinya penuh dengan air mata, keringat bahkan darah” Karena yahudi tidak akan membiarkan islam kembali berjaya, seperti zaman dahulu ketika islam berjaya mengarungi 2/3 bumi. Konstatinopel, Palestina, Andalusia,Afrika bahkan Romawi timur takluk oleh islam.

Sabtu, 16 Oktober 2010

intermezoa

Posted by Gamal Al Ayyubi 08.50, under | No comments

Beberapa hari kulupakan semua tentang Zahra, maklum untuk konsentrasi kuliah membutuhkan tenaga yang luarbiasa, aku g mau ngecewain nyokap (set dah sekarang bahsa gue jd ikut2 an orang metropolitan). Biaya sekolah sangat mahal masak Cuma dapet IP pas-pas an, mau dibawa kemana masa depanku. Oiya satu hal yang belum ku kabarkan kepada nyokap, aku sekarang berkecimpung didalam organisasi fakultas, untuk tahun awal ini ku coba untuk berpartisipasi di banyak organisasi dengan dalih nyari yang cocok. Organisasi sangat lah penting, organisasi akan membentuk sikap kepemimpinanku yang sudah lama tertidur. Beberapa hari kulupakan semua tentang Zahra, maklum untuk konsentrasi kuliah membutuhkan tenaga yang luarbiasa, aku g mau ngecewain nyokap (set dah sekarang bahsa gue jd ikut2 an orang metropolitan). Biaya sekolah sangat mahal masak Cuma dapet IP pas-pas an, mau dibawa kemana masa depanku. Oiya satu hal yang belum ku kabarkan kepada nyokap, aku sekarang berkecimpung didalam organisasi fakultas, untuk tahun awal ini ku coba untuk berpartisipasi di banyak organisasi dengan dalih nyari yang cocok. Organisasi sangat lah penting, organisasi akan membentuk sikap kepemimpinanku yang sudah lama tertidur.
Belajarlah satra, gunakanlah satra untuk membentuk peradaban baru, peradaban yang lebih baik. Jadilah sang pioneer peradaban. Jadikan sastra sebagai jalan hidup kalian. Sastra sangalaht luas belajarlah di altar ilmu sastra tertinggi. Carilah, Galilah, Temukan lalu Terapkan.

Jumat, 01 Oktober 2010

E 11 Sepucuk Kertas Hitam Putih

Posted by Gamal Al Ayyubi 20.21, under | No comments

Setiap hari ahad sore dikampus ada kajian sore, dan kali ini, ketika aku mengikutinya ada sebuah pencerahan baru yang dapat menguatkan iman ku. Ustadz yang kalem perawakannya tetapi gaya penyampaiaan materi sangatlah tegas sehingga memberikan keyakinan bagi para pendengarnya(jama’ah).
“Tugas manusia adalah untuk beribadah dan mengelola atau menjadi khilafah di muka bumi ini, lalu bagaimana caranya. Kalau kita bertanya bagaimana caranya maka kita membutuhkan petunjuk yang jelas. Oleh karena itu Allah menurunkan Juknis (petunjuk teknis) berupa Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan apa saja yang harus dilakukan oleh umat manusia dan juga apa saja yang harus ditinggalkan manusia. Jika kita tidak melakukan sesuai dengan juknis maka kegiatan yang kita lakukan akan kacau, saling bertabrakan tidak beraturan, tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan, Itulah gambaran umat manusia sekarang ini, meraka tidak menjalani kehidupan sesuai dengan juknis yang diberikan Allah, akibatnya banyak manusia yang merasa harus mengakhiri hidupnya karena sudah tidak tahan dengan kondisi, kehidupan mereka semrawut tidak beraturan, kebohongan ditebar, dusta dibagi dan para penghianat bersembunyi diantara peduli dan pecaya. Kemudian dengan sifat Allah yang maha pemurah, Allah menurunkan seorang Rasul, yang akan menjelaskan kembali kepada manusia tentang isi dari Al-Qur’an bahkan dengan memberikan contoh secara langsung. Sebenarnya dua hal itu sudahlah lebih dari cukup untuk menuntun hidup ini kejalan yang diridloi Allah, tetapi kembali syaiton menjalankan perannya untuk menutup pintu-pintu dengan kenikmatan dunia.”
“Dunia ibarat bayangan dan matahari adalah Akhirat, Jika kita mengejar dunia maka tidak akan pernah kita mendapatkannya tapi malah semakin jauh dari Akhirat. Tetapi ketika kita mengejar Akhirat berarti kita sedang menghadap matahari dan otomatis bayangan kita berada dibalik badan kita, jika kita mengejar akhirat maka lihatlah dunia akan mengikutimu dari belakang, akan selalu mengikuti.”


Dua ahri berselang kuputuskan untuk menulis surat untuk Zahra,
bagaimanapun juga surat adalah alat komunikasi yang terbaik, aku tidak mau surat terkubur dengan adanya sms maupun telpon. Walaupun surat yang saya maksud adalah e-mail.
Assalamualaykum warahmatuhhai wabarakatuhu.
Teruntuk sahabat yang selalu memberikan semangat hidup ZAHRA
Pagi berlalu dan matahari membuka matanya untuk menjadi saksi kehidupan manusia. Pagi itu aku berada diatas motor, menunggu seorang sahabat yang lama tak kujumpai. Satu bulan telah berlalu, kulalui tanpa mengetahui kabar dari sahabat. Teriring namamu dalam setiap do’a ku, semoga engkau selalu sehat disana. Alhamdulillah ketika kutanya kabar sahabat menjawab denga penuh keykainan tanpa kekurangan apapun. Betapa aku tak mengerti apa yang telah terjadi dalam kehidupan sahabat selama satu bulan yang lalu, sampai akhirnya pagi itu aku melihat sahabat yang dulu menuntunku dalam kehidupan islam yang lebih baik berubah 180 derajat. Engkau seakan-akan menghianati kepercayaanku, aku tidak tahu kebenarannya, tetapi setelah aku mendengar secara langsung keterangan darimu membuat hati ini remuk tertimpa batu besar.
Sahabatku apa yang terjadi pada engkau? Apakah ajaran agama yang dulu engkau berikan kepadaku hanyalah berlaku unuk sesaat saja. Tentu tidak islam adalah agama yang sempurna, islam adalah agama setiap zaman. Dan tentunya sahabat paham tentang itu semua.
Aku tidak tahu apa yang sahabat pikirkan tetapi, aku hanya bisa berdo’a untuk kehidupan yang lebih baik untuk kita semua. Dan semoga Allah selalu menjaga langkah kita agar tetap berada dijalan yang lurus. Amin
Assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuhu
Sahabatmu
ttd,
Rico
Esok pagi akan ku kirim tulisan ini lewat e-mail semoga Zahra mau membalas dan tidak menjauhiku. Tetapi ini semua kulakukan karena dia adalah sahabatku. Inilah cara yang terbaik untuk menjauhi yang namanya pacaran. Kata sahabat lebih tepat dan lebih agung dibandingkan hubungan yang lainnya termasuk pacaran.

Minggu, 05 September 2010

10 : Kekuatan C....

Posted by Gamal Al Ayyubi 00.01, under | 2 comments

Satu bulan berlalu sejak terakhir kali ku sms Zahra, rindu mulai merenggut jiwa. Rindu kepada sahabat yang telah merubah kehidupanku menjadi seperti sekarang ini. Malam ini kucoba untuk menghubunginya kembali. Dan jawaban yang diberikan sangat dingin, seakan kita adalah dua orang yang berbeda komunitas tanpa ada rasa kepedulian sama sekali. Tetapi aku tidak hanya diam melamuni keadaan, kuberanikan kembali untuk menjawab pesan singkat (sms). Emmmmmm... Udah seperempat jam belum ada jawaban juga, mataku sudah sangat berat menahan lelah, apa yang sedang Zahra lakukan ya. Apakah tugas telah menyibukkan dia untuk menjawab sms ku. Hari ini ku akhiri dengan pertanyaan tentang keadaan Zahra.
Satu minggu berlalu, belum ada pesan dari Zahra yang masuk dalam handphone ku. Dengan kekuatan nekad aku telpon dia, tuuuut tuuuutt tuuuut tuuuut. Nggak diangkat…..!Sepuluh menit berlalu, Handphone mengerang menyuarakan sebait lagu dari bondan fade2black, kali ini nada dering handphone sengaja ku aktifkan biar kedengaran pas lagi nonton tv. Satu pesan baru dari Zahra….! Bunyinya : “Sory lagi dijalan, tadi kamu nelpone aku y? ada apa?.. ,” Singkat tapi menjawab, membalas pesan memang hal yang sampai saat ini membuatku memeras otak, karena aku harus menyusun kalimat seringkas mungkin tetapi artinya bisa sepanjang mungkin. “Iya, tadi tak telpone tapi g dijawab, kamu sibuk ndak? Kalau ndak aku mau ngajak kamu ketemuan, kamu boleh bawa temem koq biar lebih afdol, gimana mau g?” tidak ad dua menit handphone yang kuletakkan di meja TV kembali berbunyi dua kali, yang pertama laporan terkirim dan yang kedua pesan balasan dari Zahra. “boleh, kapan dan dimana?” ; “Besok pagi gmn? Di depan kampus kamu aj, besok jam 10.00 tak sms kalau aku sudah didepan kampus kamu.” balasku, “Oke…” jawab Zahra singkat.
Keesokan hari, semua sudah kupersiapkan mulai dari pakaian terpantas dari yang terbaik, minyak rambut sampai apa yang akan ku omongkan nanti telah kupersiapkan tadi malam. Bertemu dengan wanita memang harus prepare sebaik mungkin bantinku, semoga Zahra tidak bosen ngeliat aku dengan penampilan terbaru dan ekslusif. Kemeja garis-garis warna biru tua terliahat sangat pas dengan ukuran tubuhku dan warna kulit yang agak kuning kecoklatan. Yapz suhu panas Jakarta telah mengubah warna kulitku menjadi sedikit lebih eksotic.
Pukul 09.45 menit aku sampai didepan kampus Zahra, sebelum ku sms dia aku mencoba terlebih dahulu melihat keseliling kampus kali aja dia sudah diluar.
Setelah beberapa kali putaran kepala, tiba-tiba mataku tertuju pada dua sosok adam dan hawa, darahku seakan-akan berhenti otak membeku pikiranku kaku. Apakah yang kulihat ini adalah suatu kenyataan atau aku sedang bermimpi? Tersadar dari penderitaan sesaat, kuputuskan untuk membatalkan pertemuanku dengan Zahra pergi menjauh menghindari kenyataan. Sesampai di kamar kost langsung kurebahkan badanku sambil mengingat kejadian yang baru saja kulihat, sangat tidak pantas, tapi apakah benar sikapku ini su’udzon kepada orang sebelum aku bertanya langsung kepada dia. Aku harus bertanya langsung kepada dia tentang apa yang aku lihat tadi. Tetapi kejadian tadi sangat membuat aku shock berat. Zahra yang dulu menggiringku ke dalam masjid, Zahra yang kujadikan sebagai semangat untuk belajar, Zahra yang kujadikan semangat memperbaiki diri karena tingkah laku yang terpuji. Hari ini semangat itu mulai luntur. Jika benar apa yang kulihat tadi apa yang harus kulakukan, akan ku bawa kemana perasaanku. Segera terlintas nama Anto, teman SMA yang bersama Zahra mendidikku dalam kebaikan. Kuputuskan untuk mentelfon Anto (curhat), “Assalamualaykum” suara Anto melengking. “Waalaykumsalam, Apa kabar to’” jawabku seraya berbalik nanya. “Alhamdulillah baik disini, kamu gimana ko, koq tumben telpone, kangen y?” Langsung saja kujelaskan kejadian tadi pagi “Alhamdulillah baik juga, to apakah mungkin orang yang sudah sangat alim seperti kamu itu berubah seartus delapan puluh derajat menjadi sangat dzalim? Soalnya aku tadi melihat Zahra sedang bermesraan dengan seorang laki-laki dikampus”…. “Yang bener ko..? oiya apa kabar si Zahra” jawabnya singkat.
“Itulah to, sudah satu bulan aku belum pernah ketemu Zahra disini. Terus tadi aku kekampus Zahra, g nyangka aku lihat dia bermesraan dengan seorang laki-laki di halaman parkir mirip sepasang kekasih gitu,?” “Ente yang bener saja ko, Zahra yang lemah lembut, mana mungkin melakukan hal seperti itu” bantah Anto. “Iya to beneran, ane yakin itu tadi Zahra” “Ente lebih baik Tanya langsung aja ke Zahra, hal itu bisa aja terjadi ko, syetan itu diciptakan memang untuk menjerumuskan manusia” “Bener ko, mending aku Tanya langsung saja sama Zahra y, ya udah ko terimakasih, Assalamualaykum” Segera ku akhiri telpon ini. Tak selang beberapa lama ada sms masuk, dan ternyata dari Zahra. “Ko, katanya mau ketemu aku sudah nunggu dari tadi nih, posisi kamu dimana?” “Assalamualaykum. Maaf Zahra untuk sekarang aku batalin dulu ketemunya karena ada suatu hal di kampus, maaf menyita waktu kamu”. balasku ragu. “Waalaykumsalam O, y udah gpp koq.”
Malam ini aku harus berani menanyai Zahra langsung. Telpon apa langsung ketemu y? mungkin lebih baik telpon aja y, tapi sebenarnya lebih baik ketemu langsung biar lebih jelas. Telpon dulu aja kali y…?
Sehabis sholat Isya’ di masjid kuputuskan untuk menelpon Zahra dari pada ntar kemaleman. Telpon sudah terhubung tetapi belum diangkat, dan akhirnya tidak ada jawaban. Ku ulangi sekali lagi, ketika telpon terhubung langsung terdengar suara Zahra menyapa. “Assalamualaykum”
“Waalaykum salam, Zahra lagi dimana?”
“Lagi diluar sama temen, ada pa ko?”
Zahra malam-malam keluar sama temennya, aneh sekali seorang Zahra keluar malem2, ini kan udah jam setengah delapan.
“Ganggu g, aku mau nanya sesuatu?”
“nanya apa?”
“Kamu udah punya pacar sekarang, soalnya tadi pagi aku liat kamu gandengan ama cowo di kampus”
“Kok kamu nanya kayak gitu ko? Apakah kamu tadi ngebatalin ketemuaan kita gara-gara kamu ngeliat aku gandengan ama cowo?”
“Jawab dulu dong pertanyaanku”
“Iya ko, aku sekarang udah punya pacar. Emang kenapa ko kalau aku punya pacar?”
Masya Allah bener apa yang aku sangka selama ini, mereka pacaran. Ya Allah kemana hidayah yang engkau berikan kepada Zahra dulu. Langsung saja kumatikan telpon ku tanpa mengucap salam.
Berhari-hari hatiku masih mengganjal, ganjalan yang sangat besar sehingga terasa berat ketika ingin melompati ganjalan tersebut. Apa yang harus kulakukan ya Allah. Jikalau benar godaan syaiton itu sangat lah berat maka aku tidak boleh seperti orang yang lemah, lemah karena dunia dan melupakan kehidupan yang sebenarnya, hatiku selalu berkata “Palestina menungguku”, aku tidak boleh kalah sebelum perang.

Minggu, 22 Agustus 2010

Back to JUKNIS kita

Posted by Gamal Al Ayyubi 21.41, under | No comments

                Apa sih tugas manusia dibumi ini ? Manusia diciptakan untuk beribadah dan mengelola serta menegeakkan khalifah di bumi yang fana ini. Dan unutk itulah Allah SWT menurunkan atau memberikan juklak(petunjuk pelaksana) / bisa disebut juga dengan Petunjuk Teknis. Lalu untuk apa juklak atau juknis tersebut. Sama seperti ketika kita sedang melaksanakan sebuah seminar ssedangkan kita adalah seksi acaranya, maka perlu ada yang membuat JUKNIS agar setiap kegiatan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang kita inginkan. Begitu juga JUKNIS yang diturunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia di bumi. Lalu apa JUKNIS yang diturunkan Allah itu? Ya jawabannya adalah Al-Qur’an.Al Qur’an diturunkan dengan sangat semourna sebagai petunjuk hidup umat manusia, Al Qur’an bukan hanya milik umat muslim saja, tetapi Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh umat manusia. Nah, sebagai pelaksana, manusia tidak mungkin dapat langsung memahami Al-Qur’an dengan baik. Oleh karena itu Allah SWT menurunkan seorang Rasul. Dalam buku “ Dari Gerakan ke Negara” dikatan bahwa Rasulullah diturunkan sebagai komunikator Allah terhadap umat manusia untuk menjelaskan Al-Qur’an.

            Ketika kita sudah beriman dengan Al-Qur’an menjadikan Al-Qur’an sebagai kitab suci  yang kita agungkan kabenarannya otomatis kita harus memahami isi Al-Qur’an sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Tetapi apa yang kita temui baru-baru ini, Al-Qur’an hanya digunakan untuk mempercantik lemari, etalase maupun hanya untuk sekedar punya-punyaan agar dibilang Islam yang taat. Ya inilah realitas yang terjadi didalam umat muslim didunia, mereka menjadi manusia yang sangat munafik diduia, menghianati ajaran agamanya. Yang namanya penghianat itu selalu bersembunyi diantara percaya dan simpati.
            Beberapa ahri yang lalu salah satu station TV swasta menyajikan sebuah diskusi tentang penangkapan Abu Bakar Ba’asyir. Ada beberapa pembicara diantaranya seorang anggota BIN dan seorang aktivis perdamaian. Dikatakan dalam diskusi tersebut

Aktivis : Bangsa Indonsia yang sudah sangat sekuler ini membuat ustdz Abu Bakar Ba’asyir geram dan (sebagai tugas umat manusia adalah menegakkan kalimat Allah, artinya menurut pandangan sang ustd mungkin menginginkan para dedengkot-dedengkot sekulerism disingkirakan dari Indonesia.)

BIN     : Negara Indonesia adalah negara demokrasi, lalu ada oknum yang ingin merubah begitu saja dengan ancaman-ancaman terror, ini termasuk sudah melanggar ketentuan hukum di negara Indonesia oleh karena itu kami berhak melindungi dari segala bentuk ancaman-ancaman terror tersebut.

            Bayangkan jika anda yang berada dalam posisi itu, dan mengatakan hal itu (yang saya tangkap mereka seakan-akan menghalangi tegaknya syariat Allah di Indonesia, Wallahu’alam) jika memang seperti itu adanya maka kita selama ini telah banyak menyembunyikan islam dibawah tujuan dunia semata, agar dikatakan sebagai negara adidaya di dunia lah, negara maju lah, macan asia lah. Apapun itu.
            Sebuah kisah yang pernah saya dapatkan dari seseorang ustadz. Seorang pemuda non Islam sedang belajar kepada seorang ulama’ besar tentang Islam. Sang Ulama tersebut dengan bangga dan dengan kecintaan kepada Islam yang begitu tinggi mengatkan bahwa islam itu agama yang suci dan indah, diceritakanlah beberapa keindahan dan kesucian ajaran islam. Kemudian setelah mendapatkan keterangan dari sang ulama’ pemuda tersebut pergi ke suatu negara islam untuk membuktikan ucapan sang ulama’. Begitu sampai di suatu negara tersebut, pemuda itu terkejut seraya berkata “apakah ini yang dimaksud dengan keindahan islam dan kesucian islam”?. Ternyata yang dilihat adalah berkebalikan dengan apa yang dikatakan oleh sang ulama’. Tidak ada keindahan yang ditunjukkan disini, arti kata kebersihan sebagian dari iman tidak sama sekali terlihat di negara tersebut. Akhirnya sang pemuda kembali kepada sang Ustadz dan menceritakan apa yang dilihat oleh pemuda tersebut. Sang pemuda kecewa dengan keterangan yang selama ini dikatan oleh sang ustadz. Sampai akhirnya sang ustadz hanya bisa duduk termenung meratapi keadaan agamanya. Agamaku telah disembunyikan oleh umatnya sendiri. Umat islam sendirilah yang menutupi keindahan islam, sehingga keindahan agama ini tidak sampai kekhalayak umat manusia.

            Kembali kepada apa yang ingin saya sampaikan disini. Dalam sebuah buku karangan Anis Mata, dikatakan bahwa dimanakah arsitek peradaban islam yang dulu mengukirkan kalimat Allah di 2/3 belahan bumi. Kemanakah jiwa-jiwa Shalahudin Al Ayyubi, semangat dan keteguhan hati Muhammad Al Fatih dan jiwa kerinduan akan mati syahid yang dirasakan oleh Khalid bin Walid. Ya tentunya mereka sudah meninggal, akan tetapi apakah tidak ada penerus dari semangat mereka, kecintaan mereka kepada Allah dan ajaran Rasulullah. Di era globalisasi yang sangat mengerikan ini kita sangat membutuhkan arsitek peradaban islam yang baru, yang akan mengarsiteki dalam pembangunan peradaban islam di dunia. Kembali dalam buku Anis mata dikatakan bahwa Peradaban selalu bermula dari gagasan dan gagasan bermula dari pemikiran-pemikiran yang dilakukan oleh akal-akal manusia yang luar biasa. Dahulu ada Khalid yang pandai dalam hal militer, khalifah Ustman r.a ahli dibidang kenegaraan dan masih banyak lagi ahli-ahli dalam bidang-bidang tertentu.
             
              Perlu kita cermati bahwa akal-akal manusia sekarang tidak hanya lumpuh menghadapi zamannya, tetapi tidak sanggup memahami dirinya sendiri, tidak sanggup memahami sumber ajarannya dan tidak sanggup mempertahankan warisan peradabannya. 
            Yang perlu kita lakukan adalah kembali kepada JUKNIS kita. Kita harus memahami sumber ajaran kita, yaitu Al-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad SAW. Marilah kita bentuk suatu masyarakat dengan IMAN sebagai perekatnya. Seperti yang pernah dilakukan Rasulullah SAW ketika mempersatukan kaum Muhajirin dan kaum Anshor. Kaum Muhajirin dalam hijrahnya ke Madinah diterima bukan sebagai tamu ataupun peminta perlindungan. Melainkan mereka diterima sebagai saudara. Mereka berteduh bukan dimasjid bukan pula di kantor-kantor pemerintahan, melainkan di setiap rumah penduduk Anshor. Sampai suatu kejadian ketika Sahabat Sa’ad rela menceraikan salah satu istrinya untuk dinikahkan kepada Abdurahman bin Auf. Tetapi dengan lembutnya Abdurahman bin Auf menolaknya. Saat iman berbicara memang tidak ada yang bisa memberikan sekat persaudaraan, rasa saling menghormati sebagai hamba Allah SWT menjadi sangat tajam.
            Kalau kita tilik lagi hakikat manusia ini apa? Manusia adalah makhluk Allah yang istimewa, manusia diberikan akal untuk berfikir dan kekuatan untuk menghadapi berbagai ujian.
Ibarat uang, nilai mata uang adalah kualitas ketakwaan manusia terhadap Allah. Suatu saat seorang kakek-kakek melihat beberapa bocah sedang bermain disebuah halaman rumahnya, dengan suara ssedikit berat sang kakek menyapa mereka, seraya mengeluarkan uang 50.000. Kemudian ditanya lah kepada bocah2 tsb

Kakek  : Siapa yang mau uang 50.000 ini?
Bocah  : sayaaaaa…. (semua menjawab)
Sang kakek lalu melipat-lipat uang tersebut hingga kucel, kemudian ditanya lagi oleh sang kakek
Kakek  : Siapa yang masih mau uang ini?
Bocah  : sayaaaa…(kembali secara bersama-sama)
Sang kakek mulai bingung, lalu di injak-injaklah uang tersebut hingga sangat kucel dan kotor, seraya berkata
Kakek  : Ada yang masih mau uang ini?
Bocah  : Sayaaaa……(kembali secara bersama-sama dan serentak)
Sang kakek bingung masak uang jelek seperti ini masih pada mau dan akhirnya dikasihlah uang tersebut kepada bocah-bocah.

           Teman segala sesuatu jangan lah dilihat dari keadaan fisiknya saja, tetapi lihatlah berapa nilai dari sesuatu tesebut. Dan seberapa besar manfaat dari sesuatu tersebut. Apapun keadaan kalian Allah tetap menilai kalian dari segi ketakwaan, bukan keadaan fisik. Remember this.!!!!

Sabtu, 21 Agustus 2010

EPSD 9 : ???

Posted by Gamal Al Ayyubi 20.15, under | No comments

        Segala pernak pernik acesoris wajib yang sudah ditentukan panitia sangat tidak masuk akal, kemana aku akan mencari itu semua, aku tidak kenal daerah ini. Baru pertamakali ku temui dalam hidupku kebingungan yang hampir membuatku putus asa. “Kalau g ikut ospec gimana y? bolos gt.” Saat SMA dulu aku juga sering bolos dan hasilnya tak apa-apa. Tapi jauh-jauh ke Jakarta koq bolos, sayang banget y… Ya sudah ini semua akan kuhadapi dengan penuh semangat, ini hanyalah langkah kecil untuk mulai mendaki satu buah anak tangga. Tiba-tiba teringat seseorang, “Bagaimana kabar ospec Zahra y.?” batinku tersentak. Ah… nanti malam saja ku sms dia.
        Dalam ospec ini kita dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang dipandu oleh dua orang kakak senior, walaupun umurnya tidak jauh berbeda dengan ku, aku tetap berusaha hormat dengannya. Dan kelompok kecil inilah yang ternyata menghilangkan kegelisahan ku yang tidak mengenal jalan-jalan Ibu Kota. Aku tidak perlu pusing-pusing memikirkan kebutuhan yang harus disiapkan dalam kegiatan ospec ini. Y dengan bijaksana ketua kelompok membagi tugas, siapa yang harus pergi belanja kebutuhan kelompok, maupun kebutuhan individu, dan itu kembali dibagi kedalam kelompok-kelompok mini dengan satu coordinator masing-masing. Tentunya sang coordinator mesti ngerti seluk beluk Ibu Kota. Alhamdulillah ada 3 orang asli Jakarta didalam kelompokku, sangat meringankan tentunya.


          Tiga hari telah berlalu, ospec pun selesai. Letih penat tetapi ada perasaan bebas yang melambung tinggi. Yapz.. kini aku sudah berada tepat dibawah tangga hidupku, hari pertama kuliah merupakan saat yang tepat untuk menginjakkan kaki ke anak tangga pertama. Harus kuyakinkan dulu hatiku untuk memepersiapkan ini semua. Bulatkan tekad lihat ke atas hilangkan rasa takut, aku bukan orang yang phobia ketinggian dan itu artinya aku tidak takut berada di puncak tangga kehidupanku.


          Oiya… selama ospec kemarin aku belum sempat menghubungi Zahra, apa kabar tu anak. Segera kuambil HP tombol demi tombol ku pencet dengan harapan sebuah kalimat indah akan terangkai. Kirim…..! Beberapa menit kemudian HP bergetar sambil mengerang-erang, segera kuraih dan setelah kuamati ternyata hanyalah pesan terkirim, huft…!


         Tik tok tik tok tik tok, detik demi detik yang dilalui jarum jam waker diatas mejaku terdengar sampai kedalam lubuk hati, menunggu dan menunggu sms balasan dari Zahra. 1 jam sudah berlalu tetapi belum ada jawaban atas sms ku. Husnudzon saja ah, kali aja lagi sibuk belajar. Kuputuskan keluar untuk memburu makanan, dan baru saja kuangkat tubuhku dari tempat tidur HP ku kembali mengerang-erang tanda ada sms. Benar saja sms ini dari Zahra. Emmmm, dari jawabannya terlihat dia sedang sibuk, tapi kurasa dia baik-baik saja. Kubalas ah…. “y sudah, jaga kesehatan saja. Kalau butuh bantuan sms aku saja.” Pesan singkat penuh makna ku kirimkan. Sejenak kutinggalkan HP, kini konsentrasi tertuju kepada perut. Perutku sudah lapar sedari tadi.

Minggu, 15 Agustus 2010

EPSD 8 : sedikit demi sedikit

Posted by Gamal Al Ayyubi 20.58, under | 1 comment


DUA BULAN KEMUDIAN

Nama saya Rico Adi Gunawan
Asal saya dari Kota Solo
Alasan saya masuk FIB adalah “ingin mempelajari kebudayaan Indonesia lebih dalam.”
Itulah kata-kata yang selalu saya lontarkan setiap kali berada dalam pos pos yang telah disediakan panitia ospec dalam rangka menyambut mahasiswa baru. Kebohongan yang kutebar di seantero kampus saat itu.
Saat itu aku sudah berada di Depok, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia tepatnya. Di Fakultas Ilmu Budaya tidak ada maba yang satu kota denganku. Sementara Zahra berada di lain fakultas. Tapi kita sudah sepakat  saling mendo`akan untuk kesuksesan bersama. 
Dua bulan berlalu aku sekarang sudah hidup jauh dari orang tua, belajar hidup mandiri itu lah alasan yang membuatku kuat meninggalkan orang tuaku. Dan beberapa alasan lain yang saling menyokong satu sama lain.
Satu teman baru telah kukenal,
Aneh…! Itulah persepsi ku saat pertama kali bertatap muka, berbincang bahkan bentuk tubuh. Mungkin bagi orang lain perasaan itu biasa saja, tapi bagiku yang biasa saja itu adalah anugrah dari ALLAH SWT, dan aku menerima nya sebagai suatu perasaan yang luar biasa yang patut disebarkan kepada keluarga dikampung kelak. Dalam benakku aku bertanya-tanya, apakah kehidupan seperti ini yang aku cari, mengenal orang asing beteman bahkan mempelajari kebiasaannya.
            Waktu itu perkuliahan belum dimulai, tetapi aku memberanikan diri untuk meninggalkan kampung halaman  lebih awal dan tinggal beberapa hari d Depok. Awalnya aku berfikir, jika aku berada di Depok lebih awal maka aku akan dapat beradaptasi dengan mudah ketika nanti perkuliahan sudah dimulai dengan beberapa tugas-tugas yang dikenal sangat menyibukan. Tetapi hasilnya pun nihil dari harapan. Aku hanya berada didalam ruangan sempit ukuran 3x4 meter dengan lampu berwarna putih menyala terang, tak ada satupun kegiatan yang bisa kulakaukan. Saat itu kost-kostan juga lagi sepi karena waktu itu merupakan libur semester yang sebagian besar dimanfaatkan oleh para mahasiswa untuk pulang kampung, bersilaturami dengan keluarga selain hari lebaran. 
Mungkin dari 24 jam yang diberikan kepadaku hanya 4 jam aku keluar dari kost-kostan, makan itulah yang kulakuakan ketika keluar dari kamar pengap tak berisi itu. Aku merasa saat itulah biasanya Sony bersamaku berbincang, berdiskusi. Teringat sebuah kejadian dua tahun yang lampau. Ketika itu aku kelas satu SMA. Waktu istirahat adalah waktu yang begitu aneh untukku, entah apa yang terjadi dengan diriku. Aku bimgung..! tidak ada kegiatan yang bisa kulakukan. Beberapa siswa berlarian dalam lorong-lorong sekolah yang menghubungkan antara satu kelas ke kelas yang lain, layak disebut sebagai keterlambatan mental. Suatu saat aku sedang berjalan menelusuri lorong sekolah. Ketika aku melalui lorong tepat didepan pintu kelasku, tak disangka dan tak diduga seorang cewek menabrakku dari dalam kelas, sontak aku terhempas dan hampir saja terjatuh. Tetapi sang cewek itu hanya tersenyum minta maaf sambil melanjutkan misi nya untuk melarikan diri dari kejaran seorang cewek metropolis. Kejadian itu merupakan suatu kejadian yang tidak bisa menghilang begitu saja dari otakku. Entah mengapa..? wajah cewek yang menabrakku tadi selalu terbayang dalam pikiranku. Mungkin sampai sekarang aku masih ingat bagaimana cewek tersebut tersenyum manis kepadaku. Beberapa minggu semenjak kejadian itu, aku merasa ada sebuah pancingan yang dilakukan cewek tersebut untuk menaklukkanku, mulai dari cara berbicara yang begitu melambungkanku bahkan sampai lirikan mata yang sering aku dapatkan, aku tidak tahu apakah itu lirikan yang bermakna ataukah hanya pandangan kosong tak bermakna. Masya Allah masa-masa dimana nafsu seoang anak muda yang sedang mengalami masa transisi kedewasaan. Sampai akhirnya perilaku tersebut behenti dengan sendirinya tanpa ada tindakan nyata dari ku. Jika aku ingat-ingat lagi maka dapat muncul suatu pernyataan bahwa cewek tersebut adalah cewek tercantik diwaktu SMA dulu. Itu dulu, sampai akhirnya Zahra menggantikan senyum manis itu dengan anggun dan menawan.

Senin, 02 Agustus 2010

Epsd 7 : masa depanku

Posted by Gamal Al Ayyubi 09.15, under | No comments


Hari ini adalah hari yang sangat menentukan bagi kehidupanku. Betapa tidak, sekarang aku sedang duduk dihalaman mushola SMA bersama teman-teman yang juga  mempunyai perspektif kata hampir sama denganku, yaitu lulus.
“ya Allah, jika Engkau meridlaiku untuk menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi maka luluskanlah hambamu ini dengan nilai terbaik.” Seperti itulah do`aku disetiap waktu – waktu menunggu pengumuman kelulusan.
Kami menunggu para wali yang sedang duduk didalam sekotak ruang yang biasa kami gunakan sebagai tempat untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian. Ruangan berukuran 5x5 meter. Bangunan tua, halaman luas dengan pepohonan rindang, yang membuatku betah. Kurang lebih 4 tahun sudah kulewati bersama para pengajar2, karyawan, penjaga kantin dan orang-orang yang selalu mengisi hari-hariku di SMA ini.
Memang sebelum hari pengumuman kelulusan sudah ada beberapa berita-berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, simpang siur di telinga dan handphone siswa SMA. Bahwa akan ada beberapa siswa yang tidak lulus. Memang siapa dan berapa jumlah siswa yang tidak lulus tidak diberitahukan, tetapi berita-berita bodoh itu cukup untuk membuat para siswa  kerepotan menyiapkan beberapa rencana hidup baru, jika rencana awal untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas tertunda oleh ketidaklulusan ini. Begitu juga dengan aku yang saat itu sudah dinyatakan sebagai mahasiswa baru di salah satu Universitas terkemuka di Indonesia, betapa kelulusan merupakan kunci utama untuk merubah seluruh kehidupanku yang saat itu sudah sangat membosankan. Berbagai macam ritual keagamaan, mendekatkan diri kepada sang pencipta telah kulakukan untuk menjamin kelulusan ku ini akan benar-benar diberkahi oleh Allah SWT.
“Eh bagaimana nic! Kalau kita tidak lulus apa yang akan kita lakukan,” tanyaku pada Anto yang sedari tadi duduk tenang disampingku.
Aku juga bingung, melamar pekerjaan, kita masih muda ijazah SMA saja kita belum punya,” sanggah Anto.
“Yah..!kalau difikir-fikir, segala sesuatunya telah diatur oleh Allah SWT, kita tidak bisa berpaling dari takdirNya, apalagi marah dengan takdirNya.” aku sedikit berceramah
Semoga Allah memberikan jalan yang terbaik untuk kita” Anto melanjutkan ceramah singkatku.
Aaaaaamiin, jawabku dengan cepat.
Satu jam aku bersama Anto menunggu dalam gelisah di halaman musholla, tempat yang kita rasa cocok untuk meluapkan syukur ataupun kekecewaan yang berarti sebuah babak baru bagi kehidupan kita. Satu persatu para wali murid memunculkan batang hidungnya, entah berita gembira atau berita duka yang dibawa. Tetapi terlihat wajah-wajah yang penuh dengan rasa syukur dan kegembiraan tergambar jelas lewat senyum-senyum manis dari teman-teman yang sudah mendapat surat misterius tersebut.
Tak berselang dari satu jam Anto dan Andi dipanggil oleh walinya, raut wajah yang ditujukan menunjukan kegembiraan sudah bisa kutebak kalau dia akan mendapat berita kegembiraan berupa tercoretnya frasa tidaklulus didalam amplop misterius tersebut. Satu persatu teman teman yang tadinya duduk dalam kekhusyukan di halaman  musholla meninggalkanku dengan begitu saja tanpa ingin tahu berita apa yang akan aku dapatkan. Huh….! Biarlah mereka melakukan apa saja yang mereka mau. Tiba tiba dari dalam lorong keluar seorang prempuan berperawakan tidak telalu tinggi tetapi memiliki gaya berjalan yang anggun, dan sepertinya aku mengenal perawakan tesebut.
Rico….! Kata itu berasal dari perawakan itu dan mengarah padaku.
Aku pun menoleh padanya, beberapa langkah kemudian baru dapat kukenali perawakan tersebut.
Bagaimana ma …. tanyaku sopan.
Dirangkulnya tubuhku, lalu dikeluarkan selembar amplop yang bertuliskan “Rico Adi Gunawan”
Kubuka amplop tersebut dalam keheningan, loh ternyata amplop telah terbuka.
Dag dig dug, bunyi itu keluar dari jantung ku,
Nama               : RICO ADI GUNAWAN
NIS                 : 2358
Dinyatakan
LULUS / TIDAK LULUS
begitu membaca kalimat terakhir yang sangat menentukan itu aku langsung menuju ketempat wudlu, membasuh tubuhku dengan air secara teratur, setelah itu aku menuju kedalam masjid untuk melakukan ritual keagamaan yang menyatakan sebagai tanda syukurku kepada Allah SWT, saya melakukan sujud syukur, sujud yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu apa yang harus dibaca dalam ritual tersebut, aku hanya melambungkan pujian-pujian kepada sang pencipta. Kira kira tiga menit aku melakukan ritual tersebut, sementara mama masih berbincang dengan teman-teman ku yang belum mendapatkan amplop yang sekarang sudah tidak misterius lagi bagiku, sekarang sudah menjadi amplop yang sangat berharga yang harus kupertanggung jawabkan kelak.

Sabtu, 24 Juli 2010

Episode 6 (ujian, awal dari hidupku yang baru)

Posted by Gamal Al Ayyubi 21.55, under | No comments


T
ak kusadari sudah pukul 07.00 ketika ku tengok jam dinding diruang tamu rumahku. Bergegas lah aku untuk segera bersiap-siap. Kukenakan seragam warna putih abu-abu, sejenak menghampiri cermin lalu kusibak rambutku dengan tangan yang sudah ku olesi minyak rambut. Ok, rambut sudah berdiri menantang langit tanda keoptimisanku menghadapi hari ini. Kuhabiskan 15 menitku didalam kamar, 15 menit kemudian aku telah menghabiskan sepiring nasi + telur mata sapi bikinan mama.
Tepat pukul 07.30 aku sudah bersiap-siap dengan motor di halaman rumah. Ditemani mama yang selalu mengoceh memberi nasihat, sampai akhirnya aku kelabakan ketika mama mengingatkan tentang kartu ujian.
Waduhhhh…., kubongkar tas ransel ku, dan hasilnya nihil, aku dan mama sama-sama kelabakan, mama kelabakan mengomel sedangkan aku menkoyak-koyak ransel ku. Kuputuskan untuk tenang sejenak mengingat beberapa waktu kemarin.
“Ahaa….!” Ingatkanku sudah pulih. Ku buka dompet dan ku sibak diantara kerumunan uang kertas yang tebal (cie cie), sampai akhirnya kedapati kertas warna kuning(sejenak berfikir, “adakah uang berwarna kuning?”) jawabannya tidak ada lalu kertas apakan ini, kutarik dengan tergesa sampai akhirnya hati ku lega melihat tulisan “Kartu Ujian Akhir Sekolah” di baris paling atas sendiri.
Gara-gara kejadian kartu ujian, kehadiranku di sekolah menjadi sangat hampa. Y iyalah uadah rame gini,
Mau nunggu dimana y.? sekarang pukul 07.45 tapi setiap emperan kelas sudah dipenuhi siswa-siswa berseragam putih abu-abu berjajar bagaikan barak pengungsian saja.
“Di masjid aja ah, siapa tahu ketemu zahra disana.” batinku
Kebetulan kelas ku dekat dengan masjid jadi lebih cepat ke kelasnya ntar. Baru mau melangkahkan kaki ke dalam masjid, bel sudah berbunyi. Aku sempat terkaget, kukira sudah waktunya masuk kelas. Ternyata bel peringatan bahwa ujian kurang 10 menit lagi. Didalam masjid aku beremu dengan teman-teman belajar kelompok, mereka kelihatan sangat khusyuk menenangkan diri, sepi sekali. Kusapa mereka satu persatu dengan senyum yang lebar membuat mereka sedikit beranjak dari kekhusyukan. Kulihat Anto sedang memegang buku tapi tidak dibaca, tapi diletakkan didepan dadanya. Kucoba untuk menhampirinya.
“Andi mana, to’?” tanyaku tiba-tiba
“G tau, belum dateng kali” jawabnya sepontan
“Ngapain kamu disini sendirian, kulihat dari tadi kamu hanya duduk termenung” Tanya mengintrogasi.
“Belajarlah,” jawabnya membela diri. “Aku ini sedang mengecek isi otakku apakah ada materi yang terlupakan” jelasnya
 “Oo gitu, y udah lanjutkan sana” kataku
Kembali di kagetkan dengan suara bel dari ruang kantor guru. Tiba waktunya
“Ayo, to’!”
“Iya, tungguin bentar”(sambil kelabakan membuka halaman demi halaman secara tidak teratur)
Kebetulan kelasku dan kelas Anto’ bersebelahan.
Aku duduk di bangku baris ketiga dari depan dan berada di paling pinggir alias nempel tembok. Lumayanlah tempatnya enak, ternyata aku dikelilingi orang-orang pintar. Didepanku adalah Eko ahli hitung-hitungan, sebelah kiri Fita ahli analisis dan dibelakangku Ima ahli segalanya(hahaha maksa). Sedangkan aku disini ahli sekali kalau soal maen bola bukan ngerjain soal, gubrakkk.!@#@
Hari pertama aku ujian Bahasa Inggris, kemungkinan yang lancar ngerjain adalah Ima yang duduk dibelakangku. Tapi apakah aku akan mencontek jawabannya. Liat ntar kalau memang mendesak ya ga’papa lah, sedikit salam persaudaraan kusapa dia dengan senyum yang manis.
“Ima, minta bantuannya y kalau ntar aku g bisa” pintaku melas
“Insya Allah” jawabnya melegankan ku.
Soal dan lembar jawaban telah dibagikan, kartu ujian dan alat tulis telah kupersiapkan diatas meja.
Sebelum anda memulai mengerjakan soal ujian ini, marilah! Kita berdo’a terlebih dahulu agar diberi kemudahan dalam mengerjakan soal ujian ini, berdo’a menurut kepercayaan masing- masing dipersilakan. Sang guru penjaga memimpin acara do’a bersama dengan sangat mencekam membuat teman-teman hanyut dalam do’a yang entah apa yang diminta kepada tuhan mereka. Yang jelas aku hanya membaca surah Al-Fatihah. Y mau gimana lagi bisa nya Cuma baca itu.
Selesai, silakan dikerjakan yang mudah terlebih dahulu jangan tergesa-gesa waktunya 120 menit. Kerjakan dengan penuh kejujuran agar hasilnya memuaskan, belum tentu jawaban teman anda benar, jelas sang guru. Kali ini ada dua guru yang menjaga kami, dan semuanya guru asing alias dari sekolah lain. Whatever lah.
Tik tuk tik tuk tik tuk.. suara jarum jam terdengar jelas ditelingaku. Tak disangka waktu kurang setengah jam lagi, dan masih ada lima soal yang belum bisa kujawab karena tak mengerti apa maksud dari soal tersebut. Terpikirkan olehku untuk minta bantuan Ima yang duduk dibelakangku. Tapi ketika aku bertanya dangan berbisik-bisik ria kepada Ima
“Ma, nomor 21 apa” bisik ku tanpa melihat ke beliau
“soalnya apa?” jawabnya mengagetkanku walaupun suaranya tak kalah pelan dengan suaraku
“Ni bocah niat ujian kagak y, masak ga tau soalnya” batinku
“nomor 21” kutanya lagi
“soalnya gimana” jwabnya kembali
Ehm eh mayo kerjakan sendiri. Suara iru mengagetkan dan menggugupkanku. Awas ni bocah ga mau bantuin. Y udah deh kerjain sendiri, di pas-pasin aja jawabannya.
Akhirnya bunyi bel tanda ujian telah usai memekakan telingaku. Setelah keluar dari kelas Ima menghampiriku seraya bertanya “tadi nomor 21 soalnya yang gmn?”, “Loh kamu g dapet soal tadi” bantahku. “Dapet, tapi soalnyakan beda, saoalnya kan disilang A,B,A,B; aku dapet soal A tadi.” Jawaban itu mengagetkan sekaligus menurunkan gengsiku, “lalu kujelaskan deh soal nomor 21” , dan ternyata jawaban kita sama, “Alhamdulillah” batinku.
Selepas berbincang denga Ima aku langsung pulang kerumah tanpa sapa-sapa. Dirumah pun terjadi introgasi besar-besaran dari mama. Tapi dapat kujawab dengan penuh keyakinan bahwa aku bisa.
Hari kedua, ketiga dan keempat kulalui dengan lancar tanpa halangan satupun. Sampai bertemulah hari ke terakhir ujian dan mata ujiannya adalah Matematika, inilah yang namanya ujian, hari ini setelah bangun tidur perutku terasa kembung, setelah sarapan perutku masih kembung, Sampai akhirnya didalam kelas gejala kembung berubah menjadi rasa yang melilit, kuputuskan untuk ke belakang samapi akhirnya kusadari aku terserang diare. Didalam kelas konsentrasiku terbagi dua antara susahnya soal ujian matematiak dan kesakitan menahan perut. Sampai akhirnya ku akhiri ujian dengan sad ending (ketar-ketir) karena perut diare.

Y sudahlah…! Kata mama dengan bijaksana setelah kuceritakan kejadian akhir ujian ini. 

 Hari-hari menunggu pengumuman kelulusan kupenuhi dengan do’a kepada Allah SWT agar hasil yang diberikan adalah hasil yang terbaik. Kesibukan pun mulai kejalani dengan mengurus surat-surat administrasi untuk mendaftar di perguruan tinggi. Juga dengan perjalanan hebat menuju kota-kota besar. Hari-hari itu kini tidak kulalui sendirian lagi, kini Andi, Anto dan Zahra selalu ada berlari bersama-sama menuju tujuan utama yang telah tertanam didalam hati kita masing-masing. Semenjak aku dekat dengan mereka tanpa kusadari pola pikirku berubah 180 derajat, mereka telah menanamkan doktrin-doktrin yang tidak bisa ku elakkan, tapi ucapan terimakasih lah yang aku berikan kepada mereka karena telah membimbingku menuju ke jalan yang lurus. Hatiku selalu tenang ketika berada disamping mereka, kebiasaan ke warung kopi setiap istirahat sekolah mulai berkurang secara drastic semenjak aku kenal mereka. Sering diajak mengikuti pengajian sore di kediaman ustadz sehingga pemahamanku akan agama yang mulia ini semakin terbentuk, walaupn masih ikut-ikutan.Semua berkat Zahra yang telah menjebakku kesini, terima kasih Zahra. Setelah melakukan tes kesana- sini akhirnya aku diterima di Universitas nomor satu di Indonesia , Universitas Indonesia alias UI, Jaket Kuning coy…! Perasaan bahagia sangat menggebu-gebu didalam dadaku. Aneh orang sebodoh aku ini, yang dulu pernah tidak naek kelas bisa keterima di UI, hampir pingsan aku membayangkan hidup dilingkungan Ibu Kota. Tak ubahnya dengan Andi Anto dan Zahra. Mereka diterima di Universitas yang punya nilai jual di Indonesia. Andi ketrima di UGM jurusan hukum, Anto di Undip jurusan ilmu politik. Ini yang membuatku bersemangat ternyata Zahra satu kampus dengan aku walaupun jurusan kita beda jauh. Dia diterima di ekonomi dan bisnis UI, dan aku di fakultas Sastra dan Budaya UI, jurusan yang sangat rendah bobotnya dibandingkan dengan jurusan mereka bertiga. Tapi aku tetap mensyukurinya, bisa kuliah di UI dan satu kampus dengan Zahra pula, bakal sering ketumu nic, tanpa Andi dan Anto tentunya.

Minggu, 18 Juli 2010

10 kepribadian muslim Sejati

Posted by Gamal Al Ayyubi 20.00, under | No comments

 Ini die, sepuluh kepribadian muslim sejati. Nah, bentar lagi kan Romadhon nih, ada baiknya kita mempersiapkan jiwa raga kita dengan sebaik-baiknya, Inilah alternatif utama yang bisa di tempuh sama saudara-saudara sekalian. Yupz, 10 mua'asafat ini berisi tentang apa saja yang harus jalani agar kita menjadi muslim yang dinamis. Salah satunya duanya aqidah yang lurus dan kesehatan jasmani juga termasuk dalam muasafat ini. Bisa dibaca tuh, g cuma memperkuat jiwa, tetapi raga juga. Nie bapak Annis mata dalam bukunya dari Gerakan ke Negara pernah nulis "Tidak ada sebuah negara yang menyatakan islam sebagai ideologinya, melainkan ia pasti memasuki hari-hari panjang penuh keringat, air mata dan darah." Sekarang kita tanya sama pribadi kita, Udah siap belum....?



Sabtu, 17 Juli 2010

Episode 5 (Semangat Menjelang Ujian )

Posted by Gamal Al Ayyubi 01.13, under | No comments


  Apa yang terjadi padaku, kok tiba-tiba aku bisa mengucapkan semua kata-kata itu dalam do’ku malam ini. Sebagai informasi bahwa nanti mulai pukul 08.00 adalah hari pertama ujian akhir sekolah tingkat SMA akan dilaksanakan. Dan sekarang adalah pukul 03.15 WIB, tersimpuh aku dalam heningnya malam sejuk udara pagi yang belum terkontaminasi membuatku damai dan kupikir ini adalah awal yang baik unutk hari ini. Kuputuskan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khaliq dan permohonan ini adalah awal dari indahnya hidupku kelak.

            Pagi ini setelah shalat subuh kuputuskan untuk langsung mandi agar badanku lebih segar karena sentuhan air yang dingin penuh oksigen. Itung-itung refleksi sebelum ujian. Setelah mandi ku coba keluar rumah dan merasakan sejuknya udara pagi, merasakan beribu-ribu molekul oksigen menerobos bulu-bulu hidung menyebrangi tenggorokan hingga berlabuh di paru-paru, dan kubiarkan paru-pau melepaskan oksigenku untuk bergandengan dengan sel-sel darah merahku, dan ternyata seluruh bagian tubuhku merasakan aliran darah segar sedang menyapa penuh optimisme. Sekarang aku harus mengakui bahwa modal awal kesuksesan adalah keyakinan. Dan terus terang saja aku sama sekali tidak takut kalaupun ternyata aku tidak lulus. Setelah beberapa tahun yang lalu aku sangat drop karena ketertinggalan ku dari teman-teman sebayaku(g naek kelas). Kini aku bangkit untuk mengerti setiap hembusan angin yang menyapu rambutku adalah kehendak Allah. Dan setiap langkahku adalah ketetapan Allah SWT.


Ricoooooo…! #@#
(kaget)…. Buset untumg aku ga punya penyakit jantung. Suara itu terdengar dari lantai dua rumahku, dan bisa kupastikan suara itu bersal dari dalam kamarku. Tapi aku cuek saja, seakan-akan 2 menit yang lalu tidak pernah ada apa-apa.
Ricoooo…! #@# unutk kedua kalinya suara mama mengagetkanku.
Iya ma…. Rico didepan. Kali ini gantian aku yang berteriak super kencang, dan sepertinya mengagetkan mama.
            Suara mama sudah tak terdengar lagi itu artinya jawabanku tadi sudah cukup untuk menjawab kecemasan mama. Yah maklum melihat anaknya g ada dikamar padahal kebiasaanku jam segini aku masih molor lor lor.

Rabu, 14 Juli 2010

ARTI KEKALAHAN DAN KEBAHAGIAN

Posted by Gamal Al Ayyubi 10.06, under | No comments

            Ketika ada orang yang bertanya – tanya tentang kehidupan masa depannya kelak, tentunya sebagian besar orang akan mengatakan kebahagiaan lah yang diinginkan, dan ketika ditanya kebahagian seperti apa yang diinginkan? Nah sampai di pertanyan ini tak sedikit yang kebingungan harus menjawab apa? Tapi sebagian yang membuat saya heran mereka menginginkan kegahagiaan dunia akhirat. Jadi bingung kebahagiaan dunia akhirat itu seperti apa y? Mungkin ini y, muda kaya raya tua bersahaja mati masuk surga. Nah ini lah yang menjadi dilema para remaja zaman sekarang ini. Apa sih arti kebahagiaan. Dan apa korelasinya dengan kekalahan. Adakah? Saya tidak tahu.
Saya balik dulu y…
            Sebuah kisah nyata. Seorang Mr.X telah menodai agamanya dengan sangat jelas bahkan seenaknya beliau mengatakan sesuatu yang kalau orang Jawa menyebutnya sebagai perkataan yang saru. Tidak ada rasa penyesalan maupun rasa salah didalam dirinya. Dan ketika ada seseorang Mr.A yang bermaksud untuk mengingatkannya dengan baik, apa yang terjadi? Yah pertama ditanggapi dengan baik saling memberikan argument, tapi lama – lama Mr.X ini agak menjurus ke arah tidak baik. Argumrnt-argumrnt yang di keluarkan tidak sesuai lagi dengan topic utama akhirnya Mr. A mengalah dengan sopan dan meminta maaf. Yah apa boleh buat mengalah dan mundur adalah jalan terbaik, agar saya tidak terperosok kelubang yang salah, dan tidak begitu saja saya lepaskan harus ada backup kepada Mr.X  terang Mr.A.
            Apa yang bisa diambil dari kisah tersebut.. Yupz.., kekalah bukalah manusia yang mengukur tapi Allah SWT. Menurut kalian mungkin ini tidak sesuai dengan harapan, seharusnya bisa, seharusnya bla.. bla.. bla.. Tetapai dari kisah diatas dapat di ambil hikmah  sampaikanlah yang baik-baik karena Allah akan selalu memantau kita. Y kalaupun kita mundur bukan berarti kita kalah dan salah. Tetapi apapun yang kita lakukan akan selalu dicatat. Mr.A bermaksud mengingatkan dengan perkataan-perkataan yang baik, dan itu akan dicatat sebagai amalan ibadah insya Allah. Maaf  bahasa saya sedikit ribet.
Bagaimana dengan kebahagiaan?

Selasa, 13 Juli 2010

Tikus

Posted by Gamal Al Ayyubi 09.09, under | 1 comment

Kamis, 08 Juli 2010

episode 4

Posted by Gamal Al Ayyubi 07.58, under | No comments

Nuuuuunnnn, wa`al, qo’la,mi,wa,wama yasturuun. (dengan tergagap-gagap aku membaca             al Qur’an)
B
acaanku tadi ternyata membuat teman-teman sedikit terganggu, terbukti sebagian besar berhenti sejenak sambil menoleh kearahku. Malu sic tapi aku juga bingung, ada apa dengan lidahku….
Tepat, aku baru sadar ternyata lidahku kaku, saat kecil dulu aku pernah belajar mengaji selama 3 tahun, ya dulu sudah bisa dikatakan lancar untuk membaca Al Qur’an, ternyata aku sudah melupakan sanse dalam membaca Al Qur’an.
Waduh gimana ini bisa malu nic, apalagi ada Zahra disini, berhenti dulu ah !!!!!
OK, kubulatkan tekad untuk melancarkan bacaan Al Qur’an ku.
Emmmmm, mulai nanti malam, siaaaaap grak!!!
            Yac inilah takdirku mulai hari itu malam-malamku ku isi dengan membaca Al Qur’an, pertamanya sic biar g malu sama teman-teman terutama sama Zahra, eh sekonyong-konyong malah ketagihan, wah ini udah over dosis nic g bisa dihentiin! Rem nya blong, tolooooooong……
Ok, sekarang tenang…..
Sip mari beralih ke terjemahannya, Siaaaaaaaap grak.!!!!
Mulai dari Al Fatihah…. (lancar dan paham)
Lanjut Al Baqoroh…. (mulai susah dipahami)
Lanjut Al Imran…. (semakin susah dan pengetahuan semakin meningkat)
Lanjut, lanjut, lanjut dan lanjut
            Nikmat dan ketagihan, itulah yang kurasakan. Bagaikan menyelami lautan sejarah dengan berbagai pernak-pernik bahasa yang unik. Tapi ini belum apa-apa masih banyak yang belum ku pahami dan semakin memusingkan pula.
Sampai suatu hari aku mendengarkan kultum dari Andi di masjid sekolah. Dia mengatakan bahwa “dulu Umar r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, Wahai Rasulullah apakah sikapku telah mencerminkan nilai-nilai dalam surat Al Baqoroh? Kalau belum aku tidak akan beranjak dari surat Al Baqoroh, disitu dikisahkan bahwa Umar r.a sedang mempelajari surat Al Baqoroh.”
            Apakah aku akan mencontoh kisah Umar r.a diatas. Tentu tidak, maksudnya tidak sekarang, karena sekarang adalah 1 minggu menjelang ujian. Tapi tenang, surat terakhir Al Baqoroh aku terapkan untuk menenangkan jiwa.
Apakah berhasil tenang?
Jawabannya adalah TIDAK., inilah aku manusia hina yang sedang melompat tinggi untuk menggapai bintang, tapi baru setengah meter sudah terjatuh.
            Paling tidak belajar kelompok dengan teman-teman di masjid telah banyak membantu pemahamanku tentang  materi ujian dan semakin terbukalah ketidak harmonisan antar ilmu pengetahuan yang disampaikan di bangku sekolah ini. Yah antar mata pelajaran hampir berbanding terbalik, bagaimana bisa kita yang masih baru melek memahami masalah dengan banyak sudut pandang ilmu pengetahuan. Tidak ada, karena dibalik nilai-nilai yang tinggi pasti ada satu focus yang tidak terkalahkan. Dan fokusku adalah (berfikir lama). Aku shock…. Ternyata aku belum punya focus. Apa yang harus kulakukan…?
            Sejenak lupakan focus, pagi ini kembali semangat menggebu berlari mencari jati diri, tersadar oleh lamunan semu, terjatuh lalu terinjak mimpi palsu, menyambung asa melingkar kalbu.
Selamat pagi anak-anak!! Suara khas pak Samson menyapa diawal kelas membuat badan tegap menantang kehidupan. Hari ini ada pelajaran berharga yang kudapatkan dari beliau. Beliau berkata “banyak yang bilang kalah 1-0, kalah 2-0 dan kalah 7-0 dalah sama saja, sama-sama kalah. Tapi menurut saya itu penadapat bodoh. Kalah 7-0 lebih membutuhkan tenaga ekstra untuk menyamakan kedudukan dibandingkan kalah 1-0. Jadi semakin banyak skor kekalahan maka semakin besar pula tenaga yang dibutuhkan.

Rabu, 23 Juni 2010

Heaven dan Hell

Posted by Gamal Al Ayyubi 12.36, under | No comments

Tingkatan dan nama-nama SYURGA ialah :-

1. Firdaus

2. Syurga 'Adn

3. Syurga Na'iim

4. Syurga Na'wa

5. Syurga Darussalaam

6. Daarul Muaqaamah

7. Al-Muqqamul Amin

8. Syurga Khuldi

Sedangkan tingkatan dan nama-nama NERAKA adalah :-

1. Neraka Jahannam

2. Neraka Jahiim

3. Neraka Hawiyah

4. Neraka Wail

5. Neraka Sa'iir

6. Neraka Ladhaa

7. Neraka Saqar

8. Neraka Hutomah

hard cover

Posted by Gamal Al Ayyubi 03.45, under | No comments

###########

##########

 

Selasa, 22 Juni 2010

MImpi

Posted by Gamal Al Ayyubi 16.55, under | No comments

tinta yang keluar dari dalam pena
berirama dengan apa yang kurasa
dalam hati ini ingin kuubah semua
kehidupan monoton penuh luka putus asa
dari mimpi semua hal dapat terjadi
maka lemparkan sayap dan terbanglah yang tinggi


Lyrics by Bondan Fade2black

Sabtu, 19 Juni 2010

QWJ

Posted by Gamal Al Ayyubi 07.26, under | No comments

Apalah arti seorang pemimpin tanpa dukungan prajuritnya, karena sesungguhnya pemimpin yg lemah akan menjadi kuat dengan barisan kokoh prajuritnya.

Kamis, 17 Juni 2010

EPISODE 3

Posted by Gamal Al Ayyubi 18.40, under | No comments

Hari Rabu ini adalah hari paling menyebalkan.
Bagaimana tidak, hari Rabu ini kuhabiskan dengan sangat melelahkan, lelah jiwa dan raga.
Setelah seharian penuh (dari pagi sampai sore) kuhabiskan didalam kelas untuk belajar dan belajar. Malam hari pun kuhabiskan sepaeti orang tolol, bengong “itulah yang kulakukan dimalam hari Rabu ini”
Coba tebak apa yang aku bengongin…..?
BESOK ADALAH HARI KAMIS………..,
Ada apa dengan hari kamis ?
Tawaran Zahra untuk belajar bersama tentu tidak akan kulupakan. Tetapi didalam masjid boooo. Secara aku bukan anak masjid.
Ok…. Sekarang pejamkan mata dan tidur
Tik tuk tik tuk tik tuk tik tuk…….
Huh ,…! (mata kembali terbuka)
Besok dateng g y…..?(kepikiran teerus)
Ahh sudahlah, nyari makan dulu kali y…
Sambil mengendap-ngendap di gelapnya rumah tanpa cahaya matahari dan cahaya lampu. Turun melewati tangga, singgah diruang tamu tapi tak berselang 2 menit kulanjutkan langkahku dengan hati-hati menuju tujuan utama, DAPUR…..
Setelah kenyang melahap beberpa buah roti sisa tadi pagi dan beberapa teguk air, aku kembali ke kamar tidur, sekarang niat untuk tidur, kosongkan pikiran posisikan tubuh senyaman mungkin (miring aj ah…) dan tidur…
Z Z Z Z z z z z z Z z Z z Z ……..!
Rico, bangun nak,! Sudah siang lo, nanti terlambat sekolahnya.(remang-remang suara tersebut terdengar di telingaku)
Z Z Z Z Z Z Z z z z Z…….!
Ya ampun Rico, ayo bangun sudah jam 07.00, kamu g sekolah. Mama mau berangkat kerja nic. Ayo bangun….!
Iya ma… huuaahh…..!
Sekarang kamu mandi dulu terus sarapan sudah mama siapin di meja makan y, mama berangkat kerja dulu.
Iya ma (kujawab dengan mata yang masih sayu)

……………………………………………………………………………………
Ehhhhhhh, huaaaaaaahhhh..! jam berapa ini?(nyari-nyari jam waker)
10.00
“waduh jam 10.00, tidur lagi ah…!”
Z z Z z Z z Z z Z z Z z
“Allahu Akbar Allahu Akbar”(suara adzan, terdengar samar2 ditelingaku)
Haaaaaaahhhhhh, jam berapa ini?(eluhan panjang yang menandakan aku sudah bangun sepenuhnya). Sudah pukul 12.30 y.
Kruuuuueieuek (suara perut lapar).
Sambil memakan makanan yang sudah disediakan mama di meja makan, kembali terngiang keraguan untuk memenuhi undangan Zahra. Ahhh sudahlah! Nonton tv dulu ah…

Dua jam berlalu

Allahu Akbar Allahu Akbar, Allahu Akbar Allhu Akbar (Adzan Ashar)
Sudah Ashar nic. Mandi dulu ah…! Mencoba untuk rileks dari tekanan tadi malam.
Segar....
Didalam kamar kubongkar lemari pakainku tanpa ampun. Semua pakain kukeluarkan fiting baju dimulai, cari yang tercocok dari yang terbaik.
16.00
Emmmmm. Deodorant, Body Spray.. Jam tangan dan gelang adalah hal yang tidak boleh tertinggalkan.
OK perfect…..
Jeegreenggggg. Suara motor garangku. Siap menuju sekolah.
16.30 aku sampai di sekolah yang terlihat tidak begitu sepi, artinya masih ada kehidupan setalah tadi pagi kutinggalkan tidur berjam-jam.
Tengok sana, tengok sini..
Sampai dihalaman masjid kudengar suara-suara orang tak asing lagi dijagad sekolah busuk ini. Diatas lamunanku tiba-tiba muncul sesosok anggun dari pintu sebelah kiri, dan dapat kupastikan dia adalah Zahra.
“Assalamualaykum” (kali ini aku dluan yang memberi salam)
“Waalaykumusalam, langsung masuk aja Ric, udah dimualai koq”
“Iya, maaf terlambat”(sambil mnghampiri beliau)
Dengan wajah yang sedikit aneh Zahra memotong kata-kataku, “maaf laki-laki lewat pintu sebelah kanan”
Oh gitu y, maaf..(salah tingkah)
Proses belajar kelompokpun dimulai, dan tak seperti yang ku kira. Aku belum bisa berpartisipasi banyak, hanya sebatas mendengarkan sambil buka-buka buku g jelas.
“Adzan di” suruh Anto tiba-tiba.
“OK bos” jawab Andi
Allahu Akbar Allahu Akbar…………………………………..
Suara adzan yang indah itu melanglang buana kesetiap sudut sekolah, memanggil seluruh umat untuk berkumpul melakukan ibadah.
Saat itu pula kuputuskan untuk pulang, tapi apa daya tidak ada waktu berpamitan, mereka langsung menyeretku ke tempat wudlu dengan lembut melalui kata-kata manisnya. Ya sudah apa boleh buat sekali-kali sholat, toh aku juga orang islam. Beberapa teman ada yang berbuka puasa juga. (luar biasa) batinku.
Selesai sholat, lantunan ayat2 Al-qur’an yang dibaca oleh teman-teman mulai memekakan telingaku. Kali ini tak ada yang menceahku untuk keluar dari masjid, diluar masjid kulihat lagi sesosok manusia berkerudung duduk sendirian diluar.
Ternyata Zahra “Emmm, koq diluar aj ”
“iya lagi g boleh sholat, kamu mau kemana?”
“ohhhh, eh aku pulang dulu y” pamitku…
“g ngaji dulu?” Tanya Zahra
“nanti dirumah aj, kebetulan aku g bawa Al-Qur’an” dalihku
“Y sudah, hati-hati y, minggu depan datang lagi saja dan jangan lupa bawa Al-Qur’an” balas Zahra
“Sip…. Thanks y, Assalamualaykum”
“Wa’alaykumsalam” jawabnya
******************************
Hari hari berikutnya kulalui dengan penuh kerja keras
Sampai datang hari Kamis lagi dan kali ini sengaja aku membawa Al-Qur’an sejak pagi hari ke sekolah. Tak apalah dari pada lupa kayak hari senin lalu. Oiy hari senin kemarin kulalui hampir sama dengan hari kamis sebelumnya……….
To be continued…